インドネシア専門、翻訳・通訳、ビザ・現地視察・旅行手配| 電話今昔物語・上

株式会社JCインターナショナルは企業様のインドネシア現地視察、現地法人立ち上げのお手伝い、カスタマイズ旅行をしたい個人様など幅広いニーズにお応えします。また、映像・書籍・ビジネス文書等の翻訳、通訳、インドネシア語・日本語の教育、 印刷物・出版物、インドネシアに関する各種コンサルティングなどインドネシアに関心をお持ちの個人様・企業様問わずサポート致します。

Home新着一覧 > 電話今昔物語・上

電話今昔物語・上

2016/04/04 19:30

テーマ:

 | 

こんにちは、ジミーです。

今回と次回の2回に分けて、電話にまつわる昔話をしたいと思います。

電話と言っても携帯ではなく、固定電話の方です。


telephone-386228_1280-520x245
【驚愕のケタ数】

ジミーが初めてインドネシアへ渡ったのは20世紀末、1989年のことですが、この頃は携帯電話なんぞはまったく見かけず、固定電話ですら一般家庭にはさほど普及はしていませんでした。ちょっとイケてるジャカルタのヤングエクゼクティブが、ポケベルを誇示していたくらいです。

ちなみに年表式に言いますと、日本では後期バブル時代に相当します。

電話加入台数がまだ少なかったので、ジャカルタ中心部にある五つ星のホテルや日本大使館の代表電話番号だって、12-3456 みたいな6桁でした。およそ首都らしからぬ「どこの田舎だよ」って感じの牧歌的な雰囲気を残しておりました。

現在のジャカルタは東京と同じく、堂々の8桁番号ですけどね。

【つながらずの市外電話】

ジミーの最初の赴任地はスラバヤでした。

スラバヤ市というのはインドネシア第二の都市で、日本で言うと大阪に相当します。東ジャワ州の州都でもあり、商業の街として栄えてきました。

スラバヤで活動をしていますと、時々本部事務所のあるジャカルタへ電話をかける用が発生します。しかし、これがなかなかつながらんのですわ。

当時は都市間を結ぶ電話回線のキャパシティが圧倒的に不足しておりました。

ジャカルタ=スラバヤ間は東海道線みたいなもので、物流・通信の大動脈なのに設備が経済発展に追いついていない状況でした。

特に架電が集中する週明け月曜の午前が最悪で、何回かけても相手先につながりません。

しかし、よくしたもので事務所には「電話かけ係」専門の女性が配置されていて、その人に電話番号と話したい相手の名を伝えておくと、代わりに電話をかけてくれ目的相手が電話口に出てから、内線電話で呼び出してくれるというシステムになっていました。

ただ、他人にお願いしておくと、いつのまにか電話のことなど忘れ、2時間以上経ってから、いや時には昼食をはさんで夕刻になってから、「ジャカルタ本部の○○さんがお電話に出ました」と唐突に言われても、もはや要件をすっかり忘却していたり、聞きたいことが自己解決していたりして意味をなさないことも度々でありました。

【混線も楽し】

その頃は電話回線の品質も悪く、他者との混線がしばしば発生しておりました。それは数秒程度といったの生やさしいものではなく、結構長い時間に渡り続いたりします。

通常は煩わしいこの電話混線ではありますが、時には若いおねえちゃん同士の会話に偶然混じることもあり、こういうのはテレコム(国有電話会社)グッ・ジョブです。

混線した若い女性たちとお話ししてみると、住居エリアもお互いそれほど離れていないことが判明し、 「じゃあ、今度土曜日の夜に会おうぜ」みたいに話は盛り上がり、いざ具体的に待ち合わせ場所を決めようとする時になって無情にも混線が直ってしまう……テレコムの意地悪! 【つなぎっ放しの国際電話】

もう少し後年になりますが、ジミーが日本のメディア向けにコーディネータ業を営んでいた頃のことです。

スマトラ島でガルーダ機の墜落事故があり、その取材のためにTVクルーと共に現地へ向かいました。だいたい航空機の墜落事故現場などというものは山岳地であることが多く、この時もかなりの田舎町が取材拠点となりました。

付近には携帯基地局がないので現場から携帯電話での連絡ができません。取材を終えて田舎町のホテルへ戻り、ホテルの固定電話から東京のTV局へ電話を試みるのですが、これがなかなか通じません。

当然です。もともと海外回線が貧弱な田舎町にロイターやAP、CNNといった欧米系の通信社やニュース専門局をはじめ、日本のテレビ局も一系列を除いて各局が参集しており、電話回線の奪い合いです。

アシスタントと交代でホテルの電話機を繰り返しプッシュし続け(リダイヤル機能の付いていないボロ電話器のため)、40分ぐらいしてようやく東京と回線がつながりました。記者と電話を代わり、さあメシ食べに行こうかと着替えていると、後ろから不穏な声が聞こえてきます。

「ええ、はい。電話でライブレポートですか、はい、わかりました。じゃあオンエアの15分前にまた電話しま・・・・」

「ちょっと待ったぁぁぁぁ!!」

ジミーは悲鳴を上げながら記者から受話器を引ったくり、報道番組の担当D(ディレクタ)に確認すると、夜に全国ネットで生放送するニュース番組で、記者の電話ナマレポートを入れたいと言います。墜落ニュースは今日のトップ扱いだそうです。

それから番組が始まるまで約2時間、ずっと東京と国際電話をつなぎっ放しです。一度切ってしまったら最後、次はいつつながるかわかりませんから。

会ったこともない報道部のAD(しかも男)と、メシも食わずにつまらん与太話をしながらダラダラと回線確保のための時間を過ごしたのでありました。

後で聞いた話ですが、他局のニュース番組でも同じような電話レポートを企画していたけれども、結局本番までに電話がつながらずに断念したそうです。

とんだところで、スラバヤ時代の電話苦労が役立ちましたわ。

現在のインドネシアでは電話品質も格段に向上し、少なくともジャカルタからは市外電話/国際電話共に問題なくつながりますし、「混線」なんてここ十年はとんと起きていません。

(つづく)

Kisah telepon tempo dulu

Selamat siang, saya Jimmy.

Saya ingin informasikan mengenai telepon yang dipakai jaman dulu dan telepon jaman sekarang. Cerita ini akan di bagi 2 sesi, jadi akan berlanjut 2 minggu mendatang. Yang dimaksud TELEPON disini bukan HP ya, tetapi telepon tetap atau telepon rumah.



[Nomor telepon digitnya sedikit]

Ketika Jimmy pertama kali datang ke Indonesia masih abad dua puluhan yaitu tahun 1989. Mungkin kalau dilihat dari daftar sejarah Jepang, sepadan dengan akhir “jaman bubble ekonomi”.

Pada masa itu telepon tetap di rumah keluarga masih tidak begitu banyak, apalagi hand phone sama sekali tidak kelihatan. Usahawan muda di Jakarta mereka suka bawa pager hanya itu saja.

Di pusat kota Jakarta pun nomor telpon pendek sekali. Misalnya hotel berbintang 5 atau kedutaan besar Jepang juga telepon hunting seperti 12-3456 hanya enam digit saja. Saya merasa “Jakarta sebagai ibu kota negara namun nomor telponnya masih gaya kampung.” Namun sekarang nomor telepon di Jakarta sudah jadi 8 digit sama dengan Tokyo.

[Interlokal yang tak bisa nyambung]

Tempat bekerja Jimmy pertama di Surabaya. Kota Surabaya adalah kota besar ke-dua di Indonesia, kalau di Jepang seperti kota Osaka. Surabaya adalah ibu kota provinsi Jawa timur dan terkenal sebagai kota dagang.

Bekerja di Surabaya sering kali ada keperluan untuk menelopon ke Jakarta, karena kantor pusatnya di Jakarta. Namun susah sekali menghubungi kantor Jakarta melalui telepon.

Pada masa itu kapasitas telepon interlokal masih kurang mencukupi terhadap pengembangan ekonomi. Kondisi paling parah adalah hari Senin pagi, karena banyak pengguna telepon secara bersamaan memakai telepon.

Oleh karena itu di kantor Jimmy siapkan seorang karyawati yang bertugas “khusus untuk menelepon” (Operator Telepon).

Saya pesan ke operator nomor telepon yang dituju serta dengan siapa saya mau bicara, dan staff operator akan menghubungi saya dengan internal line bila telepon sudah tersambung.

Akan tetapi saya harus menunggu sampai lama sekali, terkadang dua jam lebih menanti adakalanya selesai makan siang baru bisa terhubung, dan operator akan memanggil saya : “Mister, kantor Jakarta sudah nyambung.” Nah … pada saat itu saya sudah lupa apa tujuan saya menelpon, karena kemungkinan besar yang akan saya tanyakan ke kantor pusat permasalahannya sudah saya temukan dan jawaban yang benar sudah saya cari sendiri.

[Senang interferensi]

Kualitas jaringan telepon juga tidak begitu bagus kadang suara telepon bercampur dengan pembicara orang ke-tiga. Interferensi itu bukan sementara tetapi terus menerus.

Sebetulnya interferensi ini sangat mengganggu bagi pengguna jasa telepon, terkecuali pihak ke-tiganya suara wanita muda ha … ha … ha. Hanya ini saja pekerjaan Telekom yang bisa di acungin jempol ha … ha … ha … !!

Lalu kamipun mencoba untuk berkomunikasi dengan wanita muda tersebut, ternyata lokasi kos-kosan wanita muda tersebut tidak jauha dari MES laki-laki. Akhirnya kenalan dan janjian : “Baik, mari kita ketemu langsung pada malam minggu yang akan datang.” Namun ketika mau menyebutkan tempat bertemu tiba-tiba kondisi telepon kembali normal jadi suara wanita tersebut sudah tidak bisa terdengar lagi. “Jahat ya Telkom !!”

[Telepon internasional tersambung tanpa putus]

Beberapa tahun kemudian, Jimmy sebagai koordinator untuk industri media Jepang.

Pada suatu hari pesawat Garuda Indonesia terjatuh di pulau Sumatera. Saya menuju ke tempat kejadian bersama kru wartawa TV. Umumnya pesawat jatuh di daerah pegunungan, kami memiilih base-camp untuk kegiatan liputan disebuah kota kecil di kaki gunung tidak jauh dari tempat kejadina.

Di daerah itu fasilitas antena HP masih belum dibangun jadi tidak bisa melalaporkan secara langsung dari titik pesawat terjatuh. Kami kembali kehotel di kota kecil di kaki gunung tersebut, mencoba menelepon ke stasiun televise di Tokyo tetapi tidak dapat tersambung.

Tidak mengejutkan karena kota kecil dipergunungan sambungan telepon international kapasitas sangat terbatas, sedangkan di hotel lokal tersebut banyak media luar negeri seperti: Reuters, AP dan CNN berkumpul dan juga hampir semua TV network baik NHK maupun TV swasta Jepang juga berada ditempat yang sama.

Karena fasilitas pesawat telepon masih kuno tak ada fungsi redial, terpaksa setiap mau menelpon harus menekan tombol secara manual : kode negara, nomor kota dan nomor telepon yang dituju setelahr 40 menit bergantian saya berserta asistan saya baru tersambung. Dari belakang terdengar suara tidak menyenangkan dari wartawan TV, “gantian dong pake telepon nya”.

Saya masih berbicara di telepon “…ya, …ya. Baik, kalau begitu 15 menit sebelum program NEWS dimulai kami akan menelpon lagi ….”

“Eeee …. Stoooooop … tunggu dulu !!”

Terdengar jeritan dari wartawan TV sambil menyambar gagang telepon yang masih Jimmy pegang, ketika dikonfirmasikan langsung dengan director bagian berita TV, dalam siaran berita akan dimasukkan laporan suara melalui telepon dan akan disiarkan ke seluruh Jepang sebagai top news malam ini.

Sambungan Internasional dari kota kecil di Sumatera dengan kantor berita di Tokyo kita biarkan berjalan selama 2 jam karena menunggu sampai program berita di Jepang dimulai, bila sambungan putus tidak ada jaminan untuk bisa terhubung kembali. Sambil menunggu saya ngobrol dengan staff stasiun televise (yang baru saja kenal, dan lagi pula dia laki) tanpa makan malam demi mempertahankan sambungan telepon international.

Belakang hari saya mendengar kabar bahwa stasiun TV kompetitor juga merencanakan laporan langsung dengan telepon tetapi gagal karena sampai program berita dimulai hubungan telepon international sama sekali tidak bisa tersambung.

Pengalaman dari sulitnya sambungan telepon ketika Jimmy berada di Surabaya ternyata bermanfaat di Sumatera.

Sekarang fasilitas telepon di Indonesia sudah berkembang dengan pesat, sambungan telepon interlokal/international tidak ada masalah, juga tidak ada interferensi dalam kurun 10 tahun ini.

(Berlanjut di edisi berikutnya)

 |