メイドさん ３

2016/06/13 18:50

テーマ：

<< 前ページ　｜　次ページ >>

こんにちは、ジミーです。

みなさんお変わりありませんか？

【メイド編】の続編をお送りいたします。

■過大な新人さん教育

田舎からジャカルタへ出てきたばかりの娘さんは、標準的なメイド給与より安く雇えるメリットは確かにあります。

しかしながらメイドとしての基礎研修に並々ならぬ時間と労力を割くことが求められます。特に外国人家庭で働く場合は顕著です。

本来メイドさんの雇用は家事労働にかける時間を軽減するのが本意なのに、その教育に過大の時間を要していては、本末転倒と言わざるを得ません。

■難渋する意思疎通

まず言葉の問題。

日本語や英語は言うに及ばず、インドネシア語でも細かな点は通じ難いです。

あなたのインドネシア語が現地法人や取引先でそこそこに通じてはいても、それは高等教育を受けて外国人に慣れた聞き手が、あなたの不足分を補完/是正して理解に努めているケースが少なくありません。

でも、首都・ジャカルタへ上京したばかりの15歳のジャワ娘にそれを求めてはなりません。

ジミーは以前、ジャカルタ市内の借家を事務所にして、小さな会社を営んでおりました。平日の昼間であれば、ジャワ語のできる事務員さんが出社していたので、新人メイドさんとのコミュニケーションで助けてもらうことがありました。

妻（日本語）→ジミー（インドネシア語）→事務員（ジャワ語）→新人メイド

相当に面倒な多段階の通訳を要し、ちょっとした用事を頼むのも大騒動でした。

メイドさんからの返答は、上記の逆フローを介して到達するのを待たねばなりません。

■生活習慣の相違

問題は言葉だけではなく、生活習慣の隔たりにもあります。

田舎から出てきたばかりのメイドさんは、掃除機や洗濯機といった家電製品を使った経験がないことが多いので、これらをゼロから例の多段階通訳を経て教え込まねばなりません。

彼女たちはインドネシア語文書を読解することがあまり得意ではないので、製品の取扱マニュアル書を手渡して、

「操作方法はここに書いてあるから、これ読んでやってみて」という手法は、絶対に通用しません。こちらで説明して実際にやらせてみるしかありません。

とにかくゼロから、そう「1」じゃなくて「0」からなのです。

懇切丁寧に「何度も」「何度も」「何度も」繰り返して説明をし、プラクティスを重ねていく必要があります。

精一杯、指導に努めてきても、このあたりで、

「わたし、この家には合いません。おヒマをいただきます」

と中途退職をする子が少なくありません。

その場合はあきらめ、次回に来ていただけるメイドさんに、またゼロから同じことを繰り返すことが求められます。

次の子もいつまで続くか、わかりません。

でも、そういうものなのです。

■マイ・フェア・レディ作戦失敗

日本人の中では共通認識として保有している衛生概念も相当に異なります。

田舎から出てきたばかりの新メイドさんは、「雑巾」「台拭き」「ハンドタオル」「食卓用ナプキン」をみな混同してしまいます。

それを注意しても怪訝そうな顔をして、なかなか理解をしてもらえません。

そりゃ確かに「物を拭く布」という観点だけから見れば、共通点はありますけどね。

洗浄用に使用するスポンジも、使用目的別だと事前に説明はしてはおいても、グラス用とフライパン洗浄用も混同されてしまいます。

メイドさんに洗ってもらったはずのワイングラスや食器は、油にまみれた状態で仕上がっており、もう一度こちらで洗い直す手間がかかります。

紙切り用のハサミを使って爪を切ったり、日本から持ってきた高価な和包丁を庭の草刈りや枝木の剪定にナタのごとく使用したりと、驚きの連続で少しも目が離せません。もちろん本人にまったく悪気などありません。

そうしたことのひとつひとつを正していくのは、相当に骨が折れます。

生憎とジミーはリチャード・ギアやヒギンズ教授のような卓越した指導力を持ち合わせてはいなかったので、映画『プリティ・ウーマン』や『マイ・フェア・レディ』のような成果は見い出せず、３人目が失踪した段階で投げ出してしまいました。

（つづく）

JCインターナショナルではインドネシアに関するお役立ち情報を提供しています。今後も皆様にご愛読いただけるよう、わかりやすい＆面白いを目指して配信していきたいと思います。また、JCインターナショナルは渡航に関するフライト・ホテル・ビザ・アテンド・通訳等の各種手配を行っております。急な手配も対応可能ですので、是非ご利用ください。お問い合わせはこちらからどうぞ。

Pembantu　(Episode ke-3)

 

Selamat siang, bertemu dengan saya lagi, Jimmy.

Apa kabar, para pembaca ?

Saya masih melanjutlan seri tentang pembantu di Indonesia.

 

<Latihan berat memiliki pembantu baru>

 

Umumnya pembantu dengan gaji kecil biasanya mereka baru datang dari kampung dan belum memiliki pengalaman sebagai pembantu.

Seharusnya kita menggaji pembantu agar pekerjaan kita berkurang dan lebih meringankan, namun sebaliknya kalau kita memiliki pembantu baru kita terpaksa harus repot dan membuang waktu untuk mengajari tata cara kerjanya, apalagi sebagai pembantu di rumah orang asing.

Bila mempekerjakan pembantu baru tujuan kita untuk menghemat hemat waktu kerja di rumah tidak akan tercapai karena pembantu baru tidak begitu banyak membantu.

 

<Kesulitan berkomunikasi>

 

Masalah lainnya adalah bahasa antara pembantu baru dan Bahasa kami sebagai orang asing. Tentu saja bahasa Jepang atau bahasa Inggris mereka tidak mengerti, bahkan komunikasi menggunakan bahasa Indonesiapun awalnya susah untuk berkomunikasi.

 

Anda tidak begitu susah berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia di kantor cabang Jakarta maupun dengan pelanggan, karena orang kantor memiliki pendidikan tinggi dan sudah biasa mendengar bahasa Indonesia yang digunakan orang asing.  Ketika adan salah dalam menggunakan Bahasa Indonesia di kantor, mereka akan segera mengoreksi apa yang ingin anda katakana karena mereka paham dengan situasinya.

Namun Pembantu Baru yang baru saja dating dari desa di usianya yang masih 15 tahun belum punya kemampuan seperti itu.

 

Dulu Jimmy pernah membuka usaha sendiri di rumah di Jakarta, salah satu staff nya  seorang karyawati berasal dari Jawa, dan dia membantu kami berkomunikasi dengan pembantu.

 

1) Istri (berbahasa Jepang)

2) Jimmy (berbahasa Indonesia)

3) Karyawati (berbahasa Jawa)

4) Pembantu baru (berbahasa Jawa)

 

Jadi untuk berkomunikasi menggunakan urutan seperti di atas.

Hanya unutk jawaban pendekpun harus mengikuti prosedur seperti di atas, dan kita harus menunggu lama karena tidak bisa menjawab secara langsung harus di translate dulu                 4) –> 3) –> 2) –> 1)

 

<Perbedaan kebiasaan hidup>

 

Masalanya bukan hanya Bahasa saja, ada juga dengan masalah perbedaan kebiasaan.

Pembantu yang baru datang dari dasa belum pernah menggunakan peralatan listrik di rumah, misalnya : alat penyedot debu, mesin cuci dsb, oleh karena itu anda harus mengajari cara pemakaiannya dari awal.

 

Mereka belum terbiasa membaca buku manual / petunjuk peralatan listrik, kalau anda mencobanya dengan cara ini :

“Cara pakainya semua tertulis di buku ini, baca dulu lalu dicoba  ya.”

Dengan gaya ini pasti gagal, anda terpaksa harus mendampingi dan mengajarkan serta mempraktekkan/latihan.

Ingat ya, bukan dari “1”, tetapi mulai dari “0”.

 

Anda sudah membimbing dengan semangat yang menggebu-gebu ke pembantu baru tersebut, tiba-tiba : “Aku tidak betah, mau keluar.”

 

Selanjutnya anda harus mengajar ulang lagi terhadap pembantu baru yang akan dating menggantikan pembantu baru tersebut. Dan itupun masih tidak yakin penggantinya sampai kapan akan bertahan.  Anda harus sabar mengajarkan berulang-ulang “datang”, “keluar”, “datang”, “keluar”….

 

 

 

 

 

< Gagal operasi “My Fair Lady” >

 

Mengenai kebersihan / sanitasi juga sangat jauh dari harapan.

Kita jelaskan ke pembantu baru untuk menggunakan lap secara terpisah, misalnya “kain lap yang sudah jelek, khusus di pakai ngelap selain meja makan)” , “kain lap yang masih bagus khusus di pakai untuk meja makan saja)”,  “hand towel” dan “serbet makan” juga harus terpisah penggunaannya. Pembantu baru tersebut penggunakan kain lap secara campur aduk tidak menggunakan sepantasnya, berkali-kali di jelaskan juga tetap tidak mengerti.

 

Sponge di dapur juga pakai secara tercampur.   Sebenarnya di dapur Jimmy sudah menyeediakan 3 sponge untuk “panci goreng”, “panci biasa dan mangkok”, dan “khusus untuk gelas”.

Karena pembantu baru menggunakan sponge yang dipakai untuk panci goring untuk mencuci gelas, maka hasil cucian gelas jadi berminyak. Oleh karena itu sebelum minum anggur, anda harus cuci sendiri lagi wine glass yang akan dipakai.

 

Bila anda tidak memperharikan anda akan terkejut karena:

– Memotong kuku dengan menggunakan gunting kartas.

– Memotong cabang pohon atau rumput halaman menggunakan pisau dapur buatan Jepang.

 

Memang bukan berniat jahat, pembantu itu tidak tau dia pikir pisau dapur tajam dan bagus hanya itu saja.  Mungkin anda akan meresa capek dengan hal-hal tersebut ketika mengajarkan sesuatu kepada pembantu  karena pikiran/biasaan mereka sangat berbeda.

 

Jimmy bukan Richard Gere atau Professor Henry Higgins, tidak mempunyai kemampuan dan gaya kepemimpinan jadi hasilnya tidak bisa seperti film di bioskop “Pretty Woman” atau “My Fair Lady”.

Pembantu yang ketiga kalinya menghilang entah kemana tanpa pamit, rasanya pasrah saja ……

 

(akan dilanjutkan pada episode berikutnya)

 

JC Internasional menawarkan informasi yang berguna tentang Indonesia. Kami ingin lebih menulis bacaan yang mudah dimengerti, menarik dan berguna dimasa mendatang. Selain itu JC Internasionaljuga melayani pemesanan tiket pesawat, pemesanan Hotel, pengurusan Visa, penterjemah lisan maupun tertulis. Kami juga melayani pengurusan mendadak untuk hal tersebut diatas. Untuk informasi lebih lajut hubungi kami.

<< 前ページ　｜　次ページ >>